TEORI
BELAJAR KONTEMPORER
(MarselaAltasari N : Pendidikan Ekonomi UPI 2012)
Untuk
mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Belajar dan Pembelajaran ataupun yang ingin meningkatkan
pengetahuannya mengenai Teori Belajar, semoga tulisan ini bisa membantu dalam
memahami karakteristik teori belajar kontemporer.
Teori Belajar Kontemporer |
Berikut adalah macam-macam teori belajar kontemporer, diantaranya:
a. Operant
Conditioning dari B.F Skinner
b. Condition
of Learning dari Robert Gagne
c. Information
Processing dari Donald A. Norman
d. Cognitive
Development dari Piaget
e. Social
Learning dari Albert Bandura
f. Attribution
dari Weiner
Mari
kita bahas macam-macam teori belajar kontemporer satu persatu,
A. Karakteristik Teori Operant
Conditioning dari B.F Skinner
Berkembangnya
teori Operant Conditioning berasal dari Classical Conditioning dari Pavlov. Inti
dari teori ini adalah bahwa setiap perilaku berwujud karena ada stimulus yang
hasilnya berupa respon atau yang biasa dikenal S-R (Stimulus Respon). Contohnya
saat bayi merasa lapar maka dia hanya bisa menangis. Jadi Stimulus dari contoh
diata adalah rasa lapar dan respon dari stimulus tersebut adalah menangis. Oleh
karena itu teori operant conditioning ini akan terjadi bila stimulus diperkuat oleh respon.
Stimulus bisa berupa reward atau punishment.
Berikut
adalah beberapa prinsip yang melandasi teori
perilaku menurut Skinner:
1. Prinsip Konsekuensi
Setiap perilaku memiliki konsekuensinya. Konsekuensi yang timbul dari adanya perilaku bisa secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal prinsip konsekuensi secara langsung dibagi menjadi dua bagian yaitu: prinsip yang menyenangkan atau biasa disebut dengan Reinforcement dan prinsip yang tidak menyenangkan disebut dengan punishment.
a.
Reinforcement
Seperti yang telah
dikemukakan oleh Thorndike dengan Law of
effect, maka Skinner dalam teori Reinforcement
tidak hanya berupa hadiah atau reward
saja, melainkan suatu respon harus langsung didahului oleh suatu stimulus
disebut Contingency. Skinner
membuktikan bahwa dengan adanya reward
maka hubungan S-R akan menjadi lebih kuat. Reward
yang diberikan tidak hanya dalam bentuk barang saja, tetapi bisa dalam hal
yang tidak berwujud seperti pujian dan perasaan puas.
Reinforcement
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu reinforcement
intrinsik dan ekstrinsik. Reinforcement
intrinsik datang dari diri sendiri, bisa berupa perasaan puas dengan prestasi
belajar yang telah dicapai. Sedangkan reinforcement
ekstrinsik datang dari luar, bisa berupa pujian, hadiah, dll.
b. Punisment/hukuman
Hukuman merupakan
contoh konsekuensi yang tidak memperkuat perilaku. Hukuman diberikan dengan
tujuan untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan. Ketika hukuman
diberikan sebaiknya diberikan penguatan terlebih dahulu, namun jika penguatan
tidak berhasil mengubah perilaku, maka berikan hukuman yang sifatnya mendidik
bukan berupa kemarahan dan kekerasan.
2. Prinsip
kesegeraan konsekuensi
Konsekuensi yang muncul dengan segera saat telah melakukan sesuatu, maka hasilnya akan lebih mempengaruhi perilaku dari pada konsekuensi yang datang terlambat. Selain diberikan dengan segera, konsekuensi juga hendaknya konsisten dan bersifat positif.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa teori operant conditioning yaitu teori yang berusaha untuk mengkondisikan
siswa untuk merespon stimulus dan responnya berupa keinginan untuk belajar.
B. Karakteritik Teori Condition of
Laerning dari Robert Gagne
Dasar teori ini yaitu bahwa belajar
tidak bisa berdiri sendiri hanya untuk menyampaikan materi pembelajaran, tapi
perlu didukung oleh faktor lingkungan atau kondisi. Dalam teori ini menyatakan
bahwa ada beberapa jenis atau tingkat pembelajaran. Pentingnya klasifikasi
tersebut adalah bahwa setiap jenis yang berbeda membutuhkan berbagi jenis
instruksi.
Berikut
adalah lima kategori pembelajaran:
a. Informasi
Verbal
b. Keterampilan
Intelektual
c. Strategi
Kognitif
d. Keterampilan
Motorik
e. Sikap
Dari
kelima kategori pembelajaran diatas, komponen utamanya yaitu berupa kondisi
internal dan eksternal yang berbeda diperlukan untuk setiap jenis belajar.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa teori Conditioning of learning yaitu suatu kondisi atau
lingkungan yang dikondisikan untuk menstimulu suatu kegiatan pembelajaran.
C. Karakteristik teori Information
Processing dari Donald A. Norman
Teori ini bisa dianalogikan seperti
kinerja otak manusia. Setiap informasi yang diperoleh kemudian diolah oleh otak
(disebut proses) dan hail belajar
merupakan output dari proses informasi. Pada saat otak menerima semua
informasi, tentu setiap manusia memiliki kapaitas memori yang berbeda-beda. Untuk
itu, adakalanya saat kita menambah informai baru, secara otomatis jika memori
kita penuh itu bisa terhapus, maka dari itu bisa timbul lupa.
Lupa
adalah suatu kondisi ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah
dipelajari atau dialami.
Berikut
ada 2 teori yang membahas tentang peristiwa lupa:
a. Teori
Atropi, ciri dari teori ini adalah pada lama interval. Bahwa lupa bisa muncul
pada saat hal yang ingin diingat sudah lama tidak ditimbulkan lagi.
b. Teori
Interferensi, ciri dari teori ini adalah pada isi interval. Bahwa lupa bisa
muncul pada saat kita menambah kembali macam-macam informasi sehingga saling
bercampur aduk dengan informasi sebelumnya dan saling mengganggu sehingga
menimbulkan kelupaan.
D. Karakteritik Cognitive Development
dari Piaget
Teori ini,
yang disebut sebagai teori perkembangan
kognitif (cognitive-developmental theory)
yang berfokus pada bagaimana proses berpikir mengalami perubahan, secara
kualitatif, seiring dengan usia dan pengalaman. Anak-anak berperan aktif
mencari tahu informasi dan sering mencoba hal-hal baru. Dalam proses untuk
mengerjakan hal ini, pemikiran anak-anak secara bertahap menjadi lebih abstrak
dan sistematis.
a. Tahap
Sensorimotor (dari lahir Sampai Usia 2 tahun)
Menurut
piaget perilaku pada usia bayi baru lahir merupakan tanggapan yang refleks,
seperti menghisap jari. Namun pad bulan kedua, bayi mulai menunjukkan perilaku
yang mereka ulang terus menerus, dan disebut tahap sensorimotor. Piaget
mengatakan bahwa pada sebagian besar tahun pertama perilakunya bersifat spontan
dan tidak terencana.
b. Tahap
Praoperasional (Umur 2 sampai umur 6 atau 7)
Pada tahap ini
anak bisa menggambarkan benda dan simbol utama pad a tahap ini adalah bahasa.
Kosakata yang meningkat memberikan skema yang baru yang berfungsi sebagai
simbol yang memungkinkan anak-anak untuk berpikir tentang objek dan peristiwa
di waktu yang berbeda dan di tempat yang jauh. Selain itu, bahasa memungkinkan
anak-anak untuk mengkomunikasikan pikiran mereka dan menerima informasi dari
orang lain.
c. Tahap
Operasi Konkrit (Usia 6 atau 7 Sampai Usia 11 atau 12)
Pada tahap
ini, anak mulai berpikir logis yang memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan
berbagai kualitas dan perspektif suatu obyek atau kejadian. Misalnya, anak-anak
sekarang menyadari bahwa sudut pandang dan perasaan mereka sendiri belum tentu
dimiliki oleh orang lain dan mungkin mencerminkan pendapat pribadi. Mereka
dapat menerapkan operasi logis mereka hanya untuk hal yang bersifat konkrit,
objek dan peristiwa yang dapat diamati – itulah sebabnya disebut operasi
konkret
d. Tahap
Operasi Formal (umur 11 atau 12 sampai masa dewasa)
Pada sekitar
pubertas, anak memasuki tahap operasi formal. Pada titik ini, mereka menjadi
mampu berpikir dan membuat penalaran tentang hal-hal yang memiliki dasar dalam
realitas fisik, konsep-konsep abstrak, ide hipotetis, pernyataan yang
bertentangan dengan fakta, dan sebagainya. Misalnya, mereka menjadi mampu
melihat makna yang mendasari peribahasa seperti Bagai kacang lupa kulitnya atau
habis manis sepah dibuang. Selain itu mereka menjadi lebih mampu memahami
konsep-konsep abstrak matematika, ilmu pengetahuan, dan ilmu-ilmu sosial: angka
negatif, infinity, momentum, quark, republik, hak asasi manusia, dan
sebagainya.
E. Karakteritik Social Learning dari
Albert Bandura
Teori
ini menjelakan bahwa perilaku seseorang merupakan hasil dari
modelling/peniruan. Jadi perilaku seseorang itu bisa dipengeruhi oleh
lingkungan dan kemampuan kognitifnya, sehingga menghasilkan suatu kepribadian.
Teori
kognitif sosial bandura manyatakan bahwa perilaku, lingkungan dan faktor
manusia/kognitif semua penting dalam memahami kepribadian.
F.
Karakteristik
teori attribution dari Weiner
Dalam
teori ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekslporasi semua
kemampuannya. Sehingga ruang gerak siswa dalam mencari dan mengolah informasi tidak
dibatasi. Teori atribusi ini cocok untuk diterapkan dalam kurikulum 2013 karena
memacu anak untuk bisa mengeksplorasi semua kemampuannya.
شكر كثير
ReplyDelete