RINDU MASA LALU
Hampir satu tahun yang lalu, saya memiliki cerita perjuangan
bersama dua orang kakak tingkat di jurusan Pendidikan Ekonomi, FPEB UPI. Saat
itu kami bertiga berjuang ditengah laga final presentasi Lomba Karya Tulis
Ilmiah (LKTI Nasional) pendidikan di UNY Yogyakarta. Tepat pada tanggal 17 Mei
2013 sekitar pukul 04.00 dini hari, aku terbangun dari tidur lelap setelah
menempuh perjalanan kuliah lapangan dari Cilegon dilanjutkan dengan perjalanan
ke Jogjakarta. Saat itu yang terasa hanya lelah dan rasa dag dig dug untuk
mengikuti lomba ini, tapi rasa tak menentu tersebut hilang seketika Ayah
menemani mengantarkan kami menuju Stasiun di Kiara Condong. Perjalanan menuju
Jogjapun dimulai, saat itu aku berpisah dengan ayah, hanya doa yang beliau
berikan pada kami dan rasa bangga karena memiliki anak seperti aku. Selama
diperjalanan, kami menikmati perjalanan yang panjang. Seperti biasa, tingkah ku
yang manja kepada orang-orang terdekat tak pernah bisa aku hilangkan. Untung
saja ada teh maliatul yang bisa saya andalkan saat saya manja, ingin ini dan
itu. Tapi beruntung pula aku memiliki kakak tingkat yang sama baiknya yaitu
kang ahiq. Sepanjang perjalanan kami berlatih presentasi untuk nanti. Rasa
nervous dan ngantuk ikut mewarnai perjalanan kami.
Hingga akhirnya kami sampai di stasiun Lampuyangan untuk petama
kalinya aku menginjakkan kaki di stasiun tersebut. Kemudian kami memutuskan
untuk mencari makan siang terlebih dahulu sebelum menuju tempat penginapan yang
telah disediakan oleh panitia. Suasana kota Jogja mulai terasa, hingga aku, teh
lia dan kang ahiq kebingungan makanan apa yang bisa kita makan. Karena lidah
teh lia dan aku sedikit asing dengan makanan khas jogja, kecuali kang ahiq yang
berasal dari suku jawa dan tidak asing dengan makanan khas jogja. Untuk teh lia
dan saya karena berasal dari suku sunda, lidah kami terasa berbeda saat
menyantap soto ayam khas jogja.
Setelah makan dan melepas lelah disalah satu warung nasi dekat
stasiun, kami kembali berlatih presentasi. Semangat kami tak pernah padam,
meski lelah masih terasa. Sampai pemilik warung nasi tersebut memperhatikan
kami. Beruntunglah kami, karena pemiliik warung nasi tersebut sangat ramah dan
mengijinkan kami untuk berlatih presentasi di tempat tersebut. Sampai sore hari
sekitar pukul 17.00 kami dijemput oleh panitia menuju tempat penginapan.
Semakin mendekat tempat penginapan, rasanya semakin berdebar jantung ini.
Apalagi sesampainya disana, ternyata teman-teman pesaing juga sudah ada yang
lebih dahulu sampai disana. Huuft, semoga tetap tenang dan bisa melakukan yang
terbaik untuk besok pagi, aaamiiin.
Selesai sholat maghrib, kami semua peserta bersiap-siap menuju
tempat technical meetiing.
Sampai pagi hari berikutnya kami bertiga berkumpul, memanjatkan doa bersama,
supaya kami diberikan kemudahan saat presentasi nanti dan bisa melakukan yang
terbaik. Sampai perjuangan kami bertiga dihadapan juri telah selesai, dan kami
hanya bisa berharap mendapatkan hasil yang terbaik, apapun hasilnya nanti.
Hingga tiba saat pengumuman pemenang, alhamdulilah masuk dalam urutan pemenang
5 besar. Kami yakin, ini adalah hasil terbaik. Setelah menerima penghargaan dan
trophy, kami juga ingin mengabadikan momen indah tersebut.
Itulah masa-masa yang
sekarang saya rindukan bersama teh lia, kang ahiq, dan teman-teman finalis LKTI
Nasional Pendidikan. Sekarang juga tepat tanggal 14-16 Maret, saya dan 5 orang
teman lainnya akan mengukir sejarah, cerita yang nanti takkan terlupakan.
Membekas dalam ingatan. Itulah perjalan hidup.
0 komentar:
Post a Comment