Searching...
Sunday, April 13, 2014

Cerita : Rindu Masa Lalu

RINDU MASA LALU

Oleh : Marsela A.N


Hampir satu tahun yang lalu, saya memiliki cerita perjuangan bersama dua orang kakak tingkat di jurusan Pendidikan Ekonomi, FPEB UPI. Saat itu kami bertiga berjuang ditengah laga final presentasi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI Nasional) pendidikan di UNY Yogyakarta. Tepat pada tanggal 17 Mei 2013 sekitar pukul 04.00 dini hari, aku terbangun dari tidur lelap setelah menempuh perjalanan kuliah lapangan dari Cilegon dilanjutkan dengan perjalanan ke Jogjakarta. Saat itu yang terasa hanya lelah dan rasa dag dig dug untuk mengikuti lomba ini, tapi rasa tak menentu tersebut hilang seketika Ayah menemani mengantarkan kami menuju Stasiun di Kiara Condong. Perjalanan menuju Jogjapun dimulai, saat itu aku berpisah dengan ayah, hanya doa yang beliau berikan pada kami dan rasa bangga karena memiliki anak seperti aku. Selama diperjalanan, kami menikmati perjalanan yang panjang. Seperti biasa, tingkah ku yang manja kepada orang-orang terdekat tak pernah bisa aku hilangkan. Untung saja ada teh maliatul yang bisa saya andalkan saat saya manja, ingin ini dan itu. Tapi beruntung pula aku memiliki kakak tingkat yang sama baiknya yaitu kang ahiq. Sepanjang perjalanan kami berlatih presentasi untuk nanti. Rasa nervous dan ngantuk ikut mewarnai perjalanan kami.
Hingga akhirnya kami sampai di stasiun Lampuyangan untuk petama kalinya aku menginjakkan kaki di stasiun tersebut. Kemudian kami memutuskan untuk mencari makan siang terlebih dahulu sebelum menuju tempat penginapan yang telah disediakan oleh panitia. Suasana kota Jogja mulai terasa, hingga aku, teh lia dan kang ahiq kebingungan makanan apa yang bisa kita makan. Karena lidah teh lia dan aku sedikit asing dengan makanan khas jogja, kecuali kang ahiq yang berasal dari suku jawa dan tidak asing dengan makanan khas jogja. Untuk teh lia dan saya karena berasal dari suku sunda, lidah kami terasa berbeda saat menyantap soto ayam khas jogja.
Setelah makan dan melepas lelah disalah satu warung nasi dekat stasiun, kami kembali berlatih presentasi. Semangat kami tak pernah padam, meski lelah masih terasa. Sampai pemilik warung nasi tersebut memperhatikan kami. Beruntunglah kami, karena pemiliik warung nasi tersebut sangat ramah dan mengijinkan kami untuk berlatih presentasi di tempat tersebut. Sampai sore hari sekitar pukul 17.00 kami dijemput oleh panitia menuju tempat penginapan. Semakin mendekat tempat penginapan, rasanya semakin berdebar jantung ini. Apalagi sesampainya disana, ternyata teman-teman pesaing juga sudah ada yang lebih dahulu sampai disana. Huuft, semoga tetap tenang dan bisa melakukan yang terbaik untuk besok pagi, aaamiiin.
Selesai sholat maghrib, kami semua peserta bersiap-siap menuju tempat technical meetiing. Sampai pagi hari berikutnya kami bertiga berkumpul, memanjatkan doa bersama, supaya kami diberikan kemudahan saat presentasi nanti dan bisa melakukan yang terbaik. Sampai perjuangan kami bertiga dihadapan juri telah selesai, dan kami hanya bisa berharap mendapatkan hasil yang terbaik, apapun hasilnya nanti. Hingga tiba saat pengumuman pemenang, alhamdulilah masuk dalam urutan pemenang 5 besar. Kami yakin, ini adalah hasil terbaik. Setelah menerima penghargaan dan trophy, kami juga ingin mengabadikan momen indah tersebut.
Itulah masa-masa yang sekarang saya rindukan bersama teh lia, kang ahiq, dan teman-teman finalis LKTI Nasional Pendidikan. Sekarang juga tepat tanggal 14-16 Maret, saya dan 5 orang teman lainnya akan mengukir sejarah, cerita yang nanti takkan terlupakan. Membekas dalam ingatan. Itulah perjalan hidup.

0 komentar:

Post a Comment

 
Back to top!